INSPIRASIAndSEMANGAT MUSLIM MUDA

Bismillaahirrahmaanirrahiim

sebuah kisah bercerita dari langit
saat manusia di cipta
dan bertanyalah para malaikat
untuk apa, Ya Allah?

Awal mula manusia, nenek moyang kita diciptakan dari tanah. Benda yang letaknya di bawah, lebih sering diinjak-injak, dan terkadang tidak begitu diperhatikan keberadaannya. Dari sanalah manusia terus berkembang biak hingga menjadi berbagai suku dan bangsa yang tersebar di seluruh permukaan bumi Allah. Tiap anak manusia lahir tanpa membawa apapun, bahkan sehelai benang sekalipun. Dengan bermodalkan potensi yang dititipkan Allah, manusia hidup dari hari ke hari dan terus tumbuh dan berkembang hingga menjadi sosok-sosoknya yang ‘lebih nyata’ saat ini. Dan manusia itu bukan siapa-siapa. Manusia itu adalah kita!

Dalam perjalanan kehidupan, seringkali kita terlampau sibuk dengan perputaran waktu dan segala aktivitas dunia yang menyita seluruh kehidupan kita. Ibadah kita lewati hanya sebagai ritual keseharian yang tak jauh dari upaya pengguguran kewajiban saja. Kita kadang tertipu dengan jasad yang nampak baik-baik saja dan seolah lupa bahwa ruhiyah kita juga butuh diberi waktu sejenak untuk dimanjakan.



Maka cobalah duduk barang sesaat saja. Nikmati keheningan yang membelai diri kita dengan lembutnya. Lalu tanyakanlah kepada diri ini; untuk apa sebenarnya hidup kita lalui? Apakah untuk mengumpulkan harta sebanyak-banyaknya? Atau untuk meraih prestasi dunia setinggi-tingginya? Ataukah agar mendapatkan jabatan yang paling nyaman kursinya? Lalu apakah hidup ini hanya akan terhenti di situ saja. Terhenti pada titik saat jantung kita berhenti berdegup. Saat paru-paru kita tak lagi dialiri udara. Atau saat aliran darah kita berhenti mengalir pada pembuluhnya? Apakah saat hidup kita berakhir maka segalanyapun akan berakhir secara paripurna?

Tentu sebagai seorang beriman yang mengimani hari akhir, kita pasti meyakini akan adanya kehidupan sesudah kematian; kehidupan akhirat yang tidak ada akhirnya! Dan segala yang telah kita perbuat di dunia akan dimintai pertanggungjawabannya. Lalu dengan segala pengetahuan tentang itu, adakah kita rela hanya melewati hidup tanpa benar-benar tahu untuk apa sebenanya ia kita lalui?

Maka cobalah simak kembali perkataanNya yang telah abadi dalam kitab suci,
“ Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia kecuali agar mereka beribadah kepada-Ku” 
(Terjemahan QS. Adz-Dzariyat [51]:56)

Ya, untuk beribadah! Maka itulah kata kunci sesungguhnya untuk apa kita hidup di dunia. Untuk menjadikan setiap sendi kehidupan kita sebagai nilai ibadah yang merupakan tujuan penciptaan kita sejak semula!

Lalu lihatlah perangkat-perangkat yang telah Allah cipta untuk kita pada setiap centi dari tubuh kita. Semuanya adalah rangkaian penciptaan yang sangat sempurna yang menopang kehidupan kita untuk dapat berjalan di atas muka bumi ini tanpa kekurangan satu apapun.

Oksigen yang telah diberikanNya secara gratis, sinar matahari, dedaunan hijau yang mencipta udara sejuk, lautan yang membentang luas sejauh mata memandang, langit biru yang sesekali menurunkan berkah lewat bulir hujan, binatang yang hidup berdampingan dengan manusia, dan segala fasilitas lainnya yang tersedia secara gratis, yang dicipta Allah untuk makhluk bernama manusia!

Atas segala kenikmatan dan keberkahan tersebut, kadang lagi-lagi kita lupa menyiapkan waktu untuk memaknainya sejenak. Untuk mensyukurinya dalam setiap detik kehidupan kita. Kita malah terkadang hanya dapat menyemburkan keluhan atas sedikit saja uji dan coba yang dijadikan Allah sebagai parameter keimanan kita. Kita bahkan mengeluh saat telah nampak dengan nyata berbagai macam nikmat besar yang Allah berikan secara cuma-cuma

Pandanglah dirimu dengan tubuh yang sempurna, senyuman yang manis, mata yang berbinar, langkah yang mantap, dan dapatilah bahwa atas segala kenikmatan ini, kita tak akan pernah bisa berpaling!

“Maka nikmat Tuhanmu yang manakah yang kamu dustakan?” 
(Terjemahan QS Ar Rahman [55]:16)


This entry was posted in Thank you for reading !! Barakallahu fiik .

0 comments:

Post a Comment

Silakan berkomentar!

Followers

Subscribe via Email

Enter your email address:

Cara Kirim Tulisan

Redaksi menerima tulisan dari pembaca. Yang tulisannya dimuat, Insya Allah akan mendapat imbalan. Tulisan yang masuk akan menjadi milik redaksi dan tidak dikembalikan. Jangan lupa sertakan biodata singkat di akhir tulisan. Berminat? Silakan kirimkan tulisan via email ke redaksialfirdaus@yahoo.com