INSPIRASIAndSEMANGAT MUSLIM MUDA

Bismillaahirrahmaanirrahiim 



*sebuah oleh-oleh dari Pengajian Umum 'Rahasia Dzulhijjah dan Qurban', 1 Dzulhijjah 1434 H / 6 Oktober 2013 di Masjid Babussalam, Borong Raya, Makassar.

Langit cerah menghiasi Kota Makassar hari itu.  Di salah satu titik di daerah Borong Raya, nampak sesuatu yang berbeda dari hari biasanya. Masjid Babussalam menjadi saksi sejumlah kaum muslimin yang turut serta menghadiri Pengajian Umum dengan tema “Rahasia Dzulhijjah dan Qurban”. Pengajian ini diisi dengan dua materi yang dibawakan oleh Syaikh Abdullah Harbi, da’i dari kementrian Arab Saudi, dan Ustadz Yusran Anshar, Lc. Alhamdulillah, AF berkesempatan untuk ikut juga! Nah, ini oleh-oleh ilmu yang bisa AF bagikan!

Satu Dzulhijjah adalah hari pertama dari hari-hari terbaik di dunia. Dalam setahun, terdapat 365 hari, dan pada 1 Dzulhijjah, kita telah memulai hari pertama dari sepuluh hari yang mulia itu. Hal ini merupakan nikmat yang sangat besar, dimana Allah membuka kesempatan yang begitu luas bagi kita unuk melakukan amal kebajikan di hari-hari istimewa ini. Betapa besar kasih sayang Allah kepada para hambaNya yang notabene senantiasa berbuat dosa dan kelalaian, dengan menghadirkan ditengah-tengah kita kesempatan untuk memperoleh ampunan dari dosa-dosa kita dalam setahun tersebut.

Diriwayatkan oleh Al-Bukhari, rahimahullah, dari Ibnu 'Abbas Radhiyallahu 'anhuma bahwa Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda : “Tidak ada hari dimana amal shalih pada saat itu lebih dicintai oleh Allah daripada hari-hari ini, yaitu : Sepuluh hari dari bulan Dzulhijjah. Mereka bertanya : Ya Rasulullah, tidak juga jihad fi sabilillah ? Beliau menjawab : Tidak juga jihad fii sabilillah, kecuali orang yang keluar (berjihad) dengan jiwa dan hartanya, kemudian tidak kembali dengan sesuatu apapun".
 



Mari kita renungkan perumpamaan ini: Saat seseorang hendak memberikan hadiah kepada orang lain, maka ia akan menghadiahkan sesuatu yang dicintai oleh orang tersebut, bukan sesuatu yang sekadar ia sendiri cintai. Maka, tersebab Allah mencintai amalan-amalan pada sepuluh hari ini, sudah sepantasnya kita sebagai hamba menghadiahkan amalan tersebut hanya kepada Allah.

Sebuah kasih sayang Allah pula, dimana Dia tidak menentukan amalan tertentu pada hari-hari tersebut, namun disebutkan amal shalih secara umum, apa saja, dengan niat yang ikhlas. Namun meskipun amal shalih memiliki cakupan yang sangat luas, ada beberapa amalan yang sangat dianjurkan untuk kita lakukan pada hari-hari yang mulia ini.

1. Taubat kepada Allah
Taubat dilakukan atas segala kesalahan di hari-hari yang lalu yang kita belum bertaubat atasnya. Maka, sepuluh hari ini adalah kesempatan yang amat baik untuk bertaubat. Manusia senantiasa melakukan kesalahan, namun saat ia bertaubat, maka Allah akan mengampuninya, bahkan bergembira atas hal tersebut.

"Sesungguhnya Allah sangat gembira dengan taubat hamba-Nya ketika ia bertaubat pada-Nya melebihi kegembiraan seseorang di antara kalian yang berada di atas kendaraannya dan berada di suatu tanah yang luas (padang pasir), kemudian hewan yang ditungganginya lari meninggalkannya. Padahal di hewan tunggangannya itu ada perbekalan makan dan minumnya. Sehingga ia pun menjadi putus asa. Kemudian ia mendatangi sebuah pohon dan tidur berbaring di bawah naungannya dalam keadaan hati yang telah berputus asa. Tiba-tiba ketika ia dalam keadaan seperti itu, kendaraannya tampak berdiri di sisinya, lalu ia mengambil ikatnya. Karena sangat gembiranya, maka ia berkata, 'Ya Allah, Engkau adalah hambaku dan aku adalah Rabb-Mu.' Ia telah salah mengucapkan karena sangat gembiranya." (HR. Muslim no. 2747).

2. Meninggalkan Dosa dan Maksiat
Setiap dosa akan meninggalkan titik hitam pada hati kita. Jika dosa tersebut terus menerus dilakukan, maka hati akan dipenuhi dengan noda hitam. Betapa beruntungnya kita, sebab Allah tidak menghukum kita atas kesalahan yang sebatas kita pikirkan dan kita khayalkan, namun hanya menghisab kita atas kesalahan yang kita lakukan. Namun, sudah selayaknya kita berupaya menghilangkan pikiran dan angan-angan tentang dosa tersebut, sebab hal itu merupakan langkah awal dari sebuah kesalahan. Meninggalkan dosa dan maksiat adalah hal pertama yang harus kita lakukan untuk memulai sebuah amal shalih.

Syaikh memberikan pemisalan, layaknya sebuah gelas yang berisi tinta hitam. Maka, kita akan memasukkan air yang jernih terus menerus ke dalamnya, untuk membersihkan tinta tersebut, hingga airnya berubah menjadi jernih. Saat air itu telah jernih, maka kita patut terus mengalirkan air jernih padanya untuk menjaga kebersihan air tersebut, sebab air yang menggenang akan lebih mudah untuk kotor kembali.

Gelas itu adalah hati kita. Tinta hitam adalah dosa, sedangkan air yang jernih yang pertama adalah usaha meninggalkan dosa, dan air yang terus dialirkan adalah amal shalih yang diikutkan selepas taubat.

3. Menjaga Amalan Wajib
Sebelum ini, mungkin kita telah berupaya untuk terus menjaga amalan wajib kita. Namun, hendaknya pada sepuluh hari pertama ini, kita semakin meningkatkan usaha tersebut dengan menyempurnakan pelaksanaannya, serta menambahkannya dengan amal-amal sunnah.

4. Berpuasa
“Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam biasa berpuasa pada sembilan hari awal Dzulhijah” (HR. Abu Daud)

Diriwayatkan dari Abu Said Al-Khudri, Radhiyallahu 'anhu, Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda : "Tidaklah seorang hamba berpuasa sehari di jalan Allah melainkan Allah pasti menjauhkan dirinya dengan puasanya itu dari api neraka selama tujuh puluh tahun". [Hadits Muttafaqun 'Alaih].

5. Memperbanyak Takbir
Ibnu Umar radhiyallahu 'anhu berkata: “Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: “Tiada hari-hari yang paling agung di sisi Allah dan dicintaiNya untuk beramal di dalamnya dari pada 10 hari (Dzulhijjah) ini, maka perbanyaklah tahlil, takbir, dan tahmid pada saat ini.” (HR. At-Thabrani)

Imam Al-Bukhari rahimahullah berkata: “Ibnu Umar radhiyallahu 'anhu dan Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu keluar ke pasar sambil mengumandangkan takbir dan orang-orang membaca takbir karena takbir beliau berdua.” Al-Bukhari juga mengatakan, “Umar bertakbir di kubah beliau di Mina sehingga jamaah masjid bertakbir mengumandangkannya dan bertakbir semua, penghuni pasar-pasar bertakbir sehingga Mina merata dengan gema takbir”.

Takbir dilakukan secara individual, bukan dengan bersamaan, dan tidak dengan komando sebab hal itu tidak ada dalilnya. Kita dimotivasi untuk memperbanyak takbir dengan menghayati maknanya. Sungguh, Allah Maha Besar atas segala sesuatu!

6. Memperbanyak Membaca Al Qur’an
“Abdullah bin Mas’ud radhiyallahu ‘anhu berkata: “Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Siapa yang membaca satu huruf dari Al Quran maka baginya satu kebaikan dengan bacaan tersebut, satu kebaikan dilipatkan menjadi 10 kebaikan semisalnya dan aku tidak mengatakan الم satu huruf akan tetapi Alif satu huruf, Laam satu huruf dan Miim satu huruf.” (HR. Tirmidzi dan dishahihkan di dalam kitab Shahih Al Jami’, no. 6469)

Buatlah program membaca Al Qur’an, misalnya dengan menargetkan membaca setengah juz sebelum dan sesudah setiap shalat fardhu, maka dalam enam hari, kita sudah bisa mengkhatamkan 30 juz, insyaAllah...

7. Bersedekah dan Berbuat Baik pada Orang Lain
Bersedekah dapat dilakukan dengan uang, atau dengan barang, bahkan dengan sesuatu yang bersifat nonmateril.

8. Berbakti pada Orang Tua, Menyambung Silaturahim dengan Mendamaikan Dua Pihak yang Bersengketa.

9. Berbuat Baik pada Tetangga, Memuliakan Tamu, Santun pada Siapapun, Menjaga Diri dari Amarah, dan Mengedepankan Akhlak yang Mulia.
Jadikanlah seluruh anggota tubuh kita ikut melakukan hal-hal terbaik yang bisa dilakukannya.

10. Menciptakan Kebaikan, Mengajarkan Kebaikan pada Anak-Anak.
Misalnya tentang Ibadah Haji, Dzikir, Tasbih, Tahmid, dan Tahlil.

11. Memperbanyak Istighfar dan Mengajak pada Kebaikan serta Mencegah dari Kemungkaran.

12. Memperbanyak Doa, Khususnya pada Hari Arafah, yakni pada 9 Dzulhijjah.
Doakanlah diri kita, keluarga kita, kaum muslimin di seluruh bumi Allah, khususnya doakanlah kemenangan bagi kaum muslimin di negeri-negeri yang tengah bergolak dan tertindas. Misalnya untuk saudara-saudara kita di Suriah. Mereka dikepung oleh orang-orang Syi’ah dari Iran dan negeri Syiah lainnya, orang-orang kafir dari negara barat, dan orang-orang munafik dari negara-negara Arab.  Ketika perjuangan kaum muslimin sudah menemui titik terang lewat jihad, barulah mereka-mereka yang mengepung itu menawarkan solusi perdamaian. Maka, ambillah berita-berita tentang Suriah dari media yang diisi oleh orang-orang yang berilmu syar’i, bukan dari media sekuler yang selalu memutarbalikkan fakta dan memberitakan kedustaan.

Umur kita di dunia ini sangatlah singkat, sementara dosa-dosa kita begitu banyak. Kesempatan di penghujung tahun ini semoga dapat kita manfaatkan dengan sebaik mungkin untuk memperbaiki diri kita dengan amal-amal kebaikan. 

Alhamdulillah, segala puji bagi Allah yang telah memberikan kesempatan kepada kita untuk mengambil kemanfaatan dari ilmu yang dibawakan oleh Syaikh. Semoga bisa kita amalkan bersama, ya Shohib AF.. Nah, pada materi kedua, akan dibahas tentang Fiqh Qurban dan Idul Adha. Nantikan di tulisan berikutnya ya! Insyaa Allah... (AR)

This entry was posted in Thank you for reading !! Barakallahu fiik .

1 comments:

Unknown said...

mudah2n kita semua bisa mulia seperti point2 yang ada di atas

Post a Comment

Silakan berkomentar!

Followers

Subscribe via Email

Enter your email address:

Cara Kirim Tulisan

Redaksi menerima tulisan dari pembaca. Yang tulisannya dimuat, Insya Allah akan mendapat imbalan. Tulisan yang masuk akan menjadi milik redaksi dan tidak dikembalikan. Jangan lupa sertakan biodata singkat di akhir tulisan. Berminat? Silakan kirimkan tulisan via email ke redaksialfirdaus@yahoo.com