INSPIRASIAndSEMANGAT MUSLIM MUDA

thumb2

Sang Jurnalis Dakwah

- - Majalah AlFirdaus

Bismillaahirrahmaanirrahiim

sang jurnalis dakwah



Kebangkitan Jurnalis Dakwah
Ikatlah ilmu dengan tulisan. Begitulah perkataan Ali bin Abi Thalib yang menjadi dasar untuk menulis. Sesuatu yang diilmui akan hilang ditelan masa ketika tidak ada jejak hitam di atas putih. Jangan ragu wahai orang-orang, menulislah!

Tidak perlu takut untuk berdakwah lewat tulisan. Jika telah diniatkan untuk Allah Subhanahu wa Ta‘ala maka aktivitas menulis pasti tertuju kepada Allah. Rasa takut akan cemooh, kekhawatiran tidak pantas, dan gelisah karena opini publik hanya akan menghilangkan kemampuan menulis itu sendiri. 

Lalu bagaimana bila benar-benar tidak memiliki bekal dalam dunia jurnalistik? Mudah saja, belajarlah! Cara belajarpun beragam. Bisa dengan otodidak dari buku dan internet atau pun dengan mengikuti pelatihan jurnalistik, misalnya saja pelatihan jurnalistik yang diadakan DPP Wahdah Islamiyah dengan mengusung tema “Sang Jurnalis Dakwah Peretas Peradaban Islam”. Dengan demikian, tidak ada yang tidak bisa kalau sudah ada tekad dan usaha. 

Perkembangan dewasa ini dengan segala kecanggihan media dan teknologi, begitu menuntut peran seorang jurnalis. Namun, perlu digarisbawahi yang diharapkan bukanlah sembarang jurnalis. Melainkan seorang jurnalis dakwah yang mampu meretas peradaban Islam. Sehingga tidak berlebihan jika dikatakan jurnalis mampu menggenggam dunia melalui tulisannya. Wahai jurnalis, bangkitlah! (Ummu Wildan)

Menulis, Melintasi Zaman!
Tulisan para ulama terdahulu, terus menembus ruang dan waktu hingga kini. Mengapa? Karena ulama mewariskan ilmu. Maka ilmu yang ditulis dari hati, sampai pula ke hati pembacanya. Lalu lihatlah perubahan! 

Perubahan signifikan dari masa ke masa tentang dunia Islam, selalu menjadi daya tarik untuk dibahas. Sejarah pun menceritakan ‘peristiwanya’. Bukan hanya emat Imam Madzhab saja; Imam Hanafi, Imam Malik, Imam Syafi’i dan Imam Hambali yang menelorkan karya emas untuk peradaban umat. Melainkan juga, khazanah keislaman dengan pencapaian yang prestisius, kerap membius tokoh-tokoh Barat untuk meneladaninya. Bukankah angka pemuda nol dan logaritma ditemukan ilmuwan Islam bernama al Khawarizmi. Bidang kedokteran oleh Ibnu Sina. Ar-razi sebagai pakar Farmasitikal, dan sederet ilmuwan Islam lainnya.

Betapa Islam adalah rahmatan lil ‘alamin. Hanya saja, yang kini perlu ditanya adalah para pemuda Islam hari ini. Sudahkah pemuda Islam memaknai keberislamannya, yang merupakan nikmat terbesar dalam hidup ini? Bahwa kenikmatan itu diwujudkan dengan syukur, dengan amal nyata! Yah, ummat menunggu prestasi para pemuda Islam! 

Termasuk para pemuda yang mau mengabadikan sejarah, kejadian masa jaya Islam lewat tulisan. Berkacalah pada para ulama! Mereka, dengan segala kesederhanaan dan kehidupan yang serba primitif saat itu, tidak menjadi sebuah penghalang untuk menghasilkan karya fantastis. Adakah para ulama dahulu mempelajari tentang jurnalistik? Tentu saja tidak! Tetapi karena rasa hati akan pemaknaan ilmu yang inginnya sampai kepada umat, sekali lagi lihatlah perubahannya di era milenia kini! Karya mereka terus melintasi zaman dari masa ke masa. Antusias kaum Muslim menuntut ilmu meski harus berguru ke beberapa kota sumber ilmu di dunia ini. Karya mereka diterjemahkan dalam beragam bahasa yang memudahkan kaum Muslim lainnya untuk mempelajarinya.

Maka apa yang membuat para pemuda Islam diam dan berpangku tangan. Padahal gempuran media Islam sangat mencekoki ummat Islam di seluruh penjuru dunia. Iya, ada sebuah pernyataan menarik yang terus tersave dalam long-term memory penulis bahwa barangsiapa yang ingin menguasai dunia, maka harus menguasai media, sebab media mampu membentuk opini publik. Kira dibayangkan media kemungkaran bila marak tayang lalu menghipnotis jutaan ummat Islam. Maka pemuda, mari buat dunia mengakui bahwa hanya Islamlah agama yang diridhai Allah! (Ummu Nawwas)

Continue reading

Followers

Subscribe via Email

Enter your email address:

Cara Kirim Tulisan

Redaksi menerima tulisan dari pembaca. Yang tulisannya dimuat, Insya Allah akan mendapat imbalan. Tulisan yang masuk akan menjadi milik redaksi dan tidak dikembalikan. Jangan lupa sertakan biodata singkat di akhir tulisan. Berminat? Silakan kirimkan tulisan via email ke redaksialfirdaus@yahoo.com