INSPIRASIAndSEMANGAT MUSLIM MUDA

Bismillaahirrahmaanirrahiim

KATAKAN CINTAMU SECARA HAKIKI

DEFINISI CINTA
  1. Al mahabbah makna asalnya adalah bening dan bersih. Layaknya bening untuk gigi yang putih.
  2. Al habbab yaitu air yang meluap setelah turun hujan yang lebat. Layaknya luapan hati dan gejolaknya saat dipenuhi keinginan untuk bersama dengan yang dicinta.
  3. Imam Al Ashfahani mengatakan Cinta adalah daya tarik jiwa terhadap sesuatu yang kita sangat menginginkannya.
  4. Al kafawi mengatakan cinta adalah suatu ungkapan rasa condong hati kita terhadap sesuatu yang menyenangkan.

KEPADA SIAPA CINTA BERLABUH?
ALLAH SUBHANAHU WA TA’ALA

BILA CINTA DATANG PADA WAKTU YANG BATIL
Maka anak manusia akan terkena suatu penyakit yang dinamakan MABUK CINTA.




BILA HATI DIMABUK CINTA
  • Ibnu Taimiyah berkata Al Isyq yaitu rusaknya perasaan, khayal dan pengetahuan. Sebab orang yang dimabuk cinta selalu mengkhayalkan orang yang dicintainya berbeda dengan yang sebenarnya hingga akhirnya dia tertimpa penyakit ini.
  • Penyakit Al Isyq adalah kegelisahan atau gejolak hati yang kosong.
  • Penyakit Al Isyq merupakan bentuk kebodohan yang datang tepat ketika hati dalam keadaan kosong tanpa diisi kesibukan memikirkan perkara akhirat.

BAHAYA MABUK CINTA
  • Ibnu Taimiyah berkata mabuk asmara dapat membuat penderitanya kurang akal dan ilmu, rusak agama dan akhlaknya, lalai akan seluruh kebaikan agama dan dunia.
  • Salah satu jenis gila adalah mabuk asmara.
  • Mabuk cinta seperti samudra tak bertepi, dua manusia akan dipermainkan oleh derasnya gelombang ombak yang akan menenggelamkan mereka.
  • Demikianlah agar Kami memalingkan daripadanya kemungkaran dan kekejian. Sesungguhnya Yusuf itu termasuk hamba-hamba Kami yang terpilih. (Terjemahan QS. Yusuf ayat 24). Maksud Kemungkaran adalah Al Isyq dan Kekejian adalah zina.

STOP MABUK CINTA!!
  1. Dan janganlah kamu mendekati zina, sesungguhnya zina itu adalah suatu perbuatan yang keji. Dan suatu jalan yang buruk. (QS. Al Israa ayat 32)
  2. Rasulullah Shallallahu’alaihi wa Sallam bersabda, “Tercatat atas anak Adam nasibnya dari perzinaan dan dia pasti mengalaminya. Kedua mata zinanya melihat, kedua telinga zinanya mendengar, lidah zinanya bicara, tangan zinanya memegang, kaki zinanya melangkah dan hati zinanya yang berhasrat dan berharap. Semua itu dibenarkan/direalisasikan oleh kelamin atau digagalkannya”. (HR. Bukhari)

TERAPI MABUK CINTA
  1. Kembali kepada Allah Ta’ala. Sungguh apabila hati telah merasakan manisnya ibadah kepada Allah dan ikhlas kepadaNya, maka tidak ada yang lebih manis, lebih indah, lebih nikmat dan lebih baik darinya.
  2. Do’a dan dzikir kepada Allah. Secara tulus menyerahkan diri dan memohon hati suci, bening dan tentram kembali kepada-Nya dengan segala kerendahan.
  3. Menyibukkan diri dengan hal yang bermanfaat. Berkumpul bersama orang-orang shaleh, menghadiri tarbiyah, pengajian umum, tabligh akbar, dsb.
  4. Menahan pandangan dan menjauh dari fitnah. “Katakanlah kepada wanita yang beriman, hendaklah mereka menahan pandangannya dan memelihara kemaluannya, dan janganlah mereka menampkkkan perhiasannya...” (Terjemahan QS. An Nuur : 31)
  5. Menikah. Rasulullah Shallallahu’alaihi wa Sallam bersabda, “Wahai para pemuda, barangsiapa di antara kalian yang mampu menikah, maka menikahlah. Karena menikah lebih dapat menahan pandangan dan lebih memelihara kemaluan. Dan barangsiapa yang tidak mampu, maka hendaklah ia berpuasa karena puasa dapat menekan syahwatnya”. (HR. Bukhari)

INGIN MENGATAKAN CINTA?
  1. “Tidaklah seseorang dari kalian sempurna imannya, sampai ia mencintai untuk saudaranya sesuatu yang ia cintai untuk dirinya”. (HR. Al Bukhari)
  2. “Hendaknya kalian saling memberi hadiah, niscaya kalian akan saling mencintai.” (HR. Al Bukhari)
  3. “Apabila seseorang mencintai saudaranya, beritahukanlah kepadanya bahwa ia mencintainya.” (HR. Abu Daud)
  4. Dari Anas radhiyallahu anhu, ia berkata, Ada seorang laki – laki duduk di hadapan Nabi Shallallahu’alaihi wa Sallam, kemudian ada seseorang yang lewat disitu, lalu orang yang duduk di hadapan Nabi berkata, ‘Ya Rasulullah, sesungguhnya saya mencintai orang itu.’ Nabi bertanya, ‘Apakah kamu sudah memberitahunya?’ Dia menjawab, ‘Belum.’ Beliau bersabda, ‘Beritahukanlah padanya!’ Kemudian dia menemui orang itu dan berkata, ‘Sesungguhnya saya mencintaimu karena ALLAH.’ Lalu orang tersebut menjawab, ‘Semoga kamu dicintai oleh Dzat yang menjadikanmu mencintaiku karenaNya.’ (HR. Abu Daud)
  5. Dari Abu Hurairah, Nabi bersabda, Sesungguhnya ada seseorang akan berkunjung ke tempat saudaranya yang berada di desa lain, kemudian ALLAH Ta’ala mengutus malaikat untuk mengujinya. Setelah malaikat itu berjumpa dengannya, ia bertanya, ‘Hendak kemanakah kamu?’ Ia menjawab, ‘Saya hendak berkunjung ke tempat saudaraku yang berada di desa itu.’ Malaikat itu bertanya lagi,’ Apakah kamu merasa berhutang budi padanya sehingga merasa perlu mengunjunginya?’ Laki – laki itu lalu menjawab, ‘Tidak, aku mengunjunginya semata karena aku menncintainya karena ALLAH Ta’ala.’ Malaikat kemudian berkata, ‘Sesungguhnya aku adalah utusan ALLAH untuk menjumpaimu dan ALLAH mencintaimu sebagaimana kamu mencintai saudaramu karena ALLAH.’ (HR. Muslim)
  6. “Ada tujuh kelompok yang akan mendapat perlindungan Allah pada hari yang tiada perlindungan kecuali perlindungan-Nya. Mereka adalah pemimpin yang adil, anak muda yang senantiasa beribadah kepada Allah Azza wa Jalla, seseorang yang hatinya senantiasa dipertautkan dengan mesjid, dua orang yang saling mencintai karena Allah, yakni keduanya berkumpul dan berpisah karena Allah, seorang laki-laki yang ketika dirayu oleh seorang wanita bangsawan lagi rupawan lalu ia menjawab: “Sungguh aku takut kepada Allah”, seseorang yang mengeluarkan shadaqah lantas disembunyikannya sampai-sampai tangan kirinya tidak mengetahui apa yang diperbuat tangan kanannya, dan seseorang yang berzikir kepada Allah di tempat yang sunyi kemudian ia mencucurkan air mata”. (HR. Bukhari Muslim)

This entry was posted in Thank you for reading !! Barakallahu fiik .

3 comments:

Rere said...

untuk poin 3 dan 4..bagaimana kasusnya jika ada yg salah mengerti bahwa itu juga bisa dilakukan kepada lawan jenis??

Unknown said...

hmmm ... cintailah kami ...

Majalah AlFirdaus said...

Hadits di atas tidak menunjukkan bolehnya seorang wanita mengungkapkan perkataan “Aku mencintaimu karena Allah” kepada laki-laki ajnabi yang bukan mahram-nya, demikian juga sebaliknya. Hadist ini hanya berlaku untuk sesama jenis, laki-laki dengan laki-laki dan perempuan dengan perempuan selama aman dari fitnah dan tidak menimbulkan persangkaan yang tidak-tidak di hati keduanya.

Hal ini sebagaimana diisyaratkan oleh Al-Munawi dalam Faidhul Qadir (247/1), beliau berkata: “Apabila seorang wanita memiliki perasaan cinta (baca: simpati) kepada wanita lain maka hendaknya dia beritahukan kepadanya”.

Maka tidak diperbolehkan seorang laki-laki mengatakan “Aku mencintaimu karena Allah” kepada seorang wanita kecuali jika wanita tersebut adalah istrinya atau mahram-nya yang lain.

Dan tidak pernah kita jumpai satupun dari para sahabiyah Nabi yang mengatakan ungkapan tersebut kepada Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam padahal Allah telah menjadikan kecintaan kepada beliau sebagai sebuah kewajiban atas orang-orang yang beriman, baik laki-laki maupun perempuan. Demikian juga, tidak pernah kita jumpai riwayat yang menyebutkan bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam pernah mengatakan ungkapan tersebut kepada salah seorang dari mereka.

Semoga Allah senantiasa menjaga agama kita dan menganugerahkan kepada kita petunjuk. Hanya kepada-Nya lah kita meminta.

Aamiin.

Post a Comment

Silakan berkomentar!

Followers

Subscribe via Email

Enter your email address:

Cara Kirim Tulisan

Redaksi menerima tulisan dari pembaca. Yang tulisannya dimuat, Insya Allah akan mendapat imbalan. Tulisan yang masuk akan menjadi milik redaksi dan tidak dikembalikan. Jangan lupa sertakan biodata singkat di akhir tulisan. Berminat? Silakan kirimkan tulisan via email ke redaksialfirdaus@yahoo.com