INSPIRASISEMANGAT MUSLIM MUDA
Ketika Lelah Berkebaikan
- - Majalah AlFirdaus
Bismillaaahirrahmaanirrahiim
“Apakah kamu masih
pernah mengingatnya?”, tanya seorang
kawan saat kami sedang dalam perjalanan ke rumah masing-masing. Dia bertanya
tentang seorang saudari kami yang beberapa tempo lalu, sebelum Ramadhan datang,
telah menyelesaikan skenario hidupnya di dunia. Kawan saya itu mengaku, bahwa
seringkali ia tiba-tiba mengingat beberapa kenangan dengan saudari kami yang
sudah meninggal itu.
Saat ditanya seperti itu, saya mengangguk. Ya, saya
pun kadang mengingat beliau. Saya mengingat bacaan Qur’annya yang indah, juga
tutur katanya yang sejuk. Namun, ada satu memori yang kadang melintas di benak
saya tentangnya, sebuah nasihat yang ia kirimkan lewat pesan singkat.
“Saat kita telah
lelah melakukan kebaikan, lalu tiba-tiba memiliki keinginan untuk kembali pada
keburukan, maka ingatlah bahwa bisa saja saat itu adalah saat Allah mengakhiri
hidup kita. Maka, inginkah kita memiliki akhir yang buruk?”
Nasihat singkat yang selalu terlintas di benak saya,
ketika rasa lelah itu datang.
Mungkin, memang telah tiba masa dimana berpegang
teguh pada kebenaran terasa bagaikan menggenggam bara api. Rasanya, ingin
segera cepat-cepat melepaskannya, karena ketidaknyamanan, bakan keperihan yang
kita rasakan. Hari-hari dihiasi dengan berbagai macam berita yang bercampur
aduk antara yang haq dan yang bathil. Tanpa kemampuan untuk memilah
keduanya, sangat mungkin kita terjatuh pada keburukan, dan sangat berpeluang
kita merasa lelah dalam berkebaikan.
Terkadang, kesalahan-kesalahan kecil kita carikan
pembenaran. Dosa-dosa yang terlihat sepele kita anggap remeh. Ia bagaikan lalat
yang nangkring di hidung dan bisa
segera kita halau agar terbang dari sana. Dosa bukan lagi kita lihat serupa
gunung yang bisa menimpa kita kapan saja. Padahal tanpa kita sadari, dosa-dosa
yang kita remehkan itu, bisa saja menjelma menjadi dosa yang besar.
Ibnu Qudamah dalam Minhajul Qasidin (Jalan Orang-Orang yang Mendapat Petunjuk),
memaparkan bahwa ada beberapa hal yang dapat menyebabkan dosa kecil menjadi
besar, diantaranya:
Pertama,
menganggap remeh perbuatan buruk. Menganggap remeh sebuah dosa, akan membuat
seseorang tidak merasa perlu untuk menghindarinya. Padahal, selagi seorang
hamba menganggapnya kecil dan remeh, maka sebenarnya dosa itu akan menjadi
besar di sisi Allah. Bilal bin Sa’d Rahimahullah
berkata, “Janganlah kalian melihat
kecilnya kesalahan, tetapi lihatlah keagungan yang kalian durhakai”.
Kedua,
merasa senang melakukannya, bahkan membanggakannya. Ridha terhadap kesalahan
diri, bahkan membanggakannya, karena menganggapnya hanya kesalahan kecil
(bahkan menganggapnya bukan kesalahan), adalah diantara penyebab dosa kecil
setara dengan dosa besar.
Ketiga,
meremehkan kasih sayang Allah. Seseorang yang terus meremehkan dosa kecil
berarti ia tidak sadar bahwa sikapnya itu dapat mendatangkan kemurkaan dari
Allah.
Keempat,
menceritakan dosanya pada orang lain. Tidak sadarkah kita bahwa menceritakan
kesalahan kita pada orang lain, bisa saja menjadi inspirasi orang lain untuk
melakukan hal yang sama? Atau mungkin pula menjadi pembenaran baginya untuk
turut melakukan hal yang serupa. Naudzubillah,
jangan sampai hal itu menjadi dosa jariyah bagi kita!
Terlebih lagi, jika
penyebab kelima pun turut di
dalamnya, yaitu sebab yang melakukannya adalah seorang ulama yang menjadi
panutan. Maka, orang-orang akan mudah untuk menjadikan kesalahannya itu sebagai
alasan untuk memudah-mudahkan melakukan dosa.
Sebab seharusnya, seorang ulama
memiliki dua tugas, yaitu:
1. Meninggalkan dosa,
2. Menyembunyikan dosa itu jika ia
melakukannya, agar tidak ada orang yang mengikutinya.
Maka, jangan sampai kita menjadi orang-orang yang
menganggap kecil perbuatan dosa. Jangan sampai kita adalah diantara manusia
yang lelah berbuat baik, lalu kemudian memilih untuk berpaling pada keburukan.
Sebab, mari bersama-sama kita menjadikan kematian sebagai sebaik-baik nasihat.
Jangan sampai, hidup kita menjadi buruk pada akhirnya.
Tetaplah setia pada jalan kebenaran, sesulit apapun
ia ditempuh. Sesunyi apapun keadaannya. Dan seasing apapun kondisi kita saat
menyusurinya. Sekelam apapun masa lalu kita, tetaplah ingat bahwa kebaikan akan
menghapuskan keburukan sebagaimana Allah telah berfirman,
“Sesungguhnya
perbuatan-perbuatan yang baik itu menghapuskan (dosa) perbuatan-perbuatan yang
buruk.” (Hud:114)
Wallahu a’lam bishawab. (AR)
Wahai Orang yang Terhadang Badai!
- - Majalah AlFirdaus
Bismillaahirrahmaanirrahiim
Wahai manusia… di dalam
kehidupan pasti ada kekeruhan, pasti ada kesusahan-kesusahan dan pasti ada
ujian. Perkara-perkara ini adalah bagian dari hukum Allah Azza wa
Jalla terhadap makhlukNya untuk melihat siapakah di antara kita yang paling
baik amalannya.
Jadi
tidak diragukan lagi bahwa seorang manusia akan menghadapi berbagai bencana dan
musibah. Namun tiada yang menimpa diri seorang hamba kecuali yang ditetapkan
oleh Allah Ta’ala kepadanya.
Hal ini sesuai dengan firman Allah Ta’ala yang
tertuang dalam QS. At Taubah ayat 51 yang artinya, “Katakanlah, ‘sekali-kali
tidak akan menimpa kami melainkan apa yang telah ditetapkan Allah untuk kami’.”
Sesungguhnya
jiwa manusia hanya dapat menjadi bersih nan suci, apabila telah ditempa dengan
sangat baik. Ujian dan cobaan akan memperlihatkan kesejatian seseorang.
Ibnul
Jauzi mengungkapkan, “orang yang ingin mendapatkan keselamatan dan kesejahteraan
abadi tanpa ujian dan cobaan, berarti ia belum mengenal ajaran Islam dan tidak
mengenal arti pasrah diri kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala.”
Allah
Ta’ala tidak pernah menahan sesuatu untukmu, wahai orang yang terhadang badai,
tetapi karena Allah Ta’ala akan memberikan sesuatu yang lain. Allah Subhanahu
wa Ta’ala menguji untuk memberikan keselamatan. Allah Subhanahu wa Ta’ala memberi
cobaan untuk membersihkan diri kita. Selama masih ada umur, rezeki pasti akan
datang Insyaa ALLAH.
Seorang
ulama mengungkapkan, “orang yang diciptakan untuk masuk syurga, pasti akan
merasakan banyak kesulitan. Musibah yang sesungguhnya adalah yang menimpa agama
seseorang. Sementara musibah-musibah selain itu merupakan jalan keselamatan
baginya. Ada yang berfungsi meningkatkan pahala, ada yang menjadi pengampun
dosa. Orang yang benar-benar tertimpa merana adalah mereka yang terhalang dari
mendapatkan pahala.”
Jadi yakinlah bahwa pengaturan Allah Ta’ala lebih baik
dari pengaturan kita sendiri dan rahmatNya lebih besar dari kasih sayang
seorang ibu terhadap buah hatinya. Tak ada satu alasan pun bagi seorang yang
bertakwa untuk tidak memberikan keridhaan yang seutuhnya terhadap apa-apa yang
dibagikan Allah Azza wa Jalla untuk diri kita sendiri sehingga Allah Azza wa
Jalla akan memberikan keberkahan dan kelapangan.
Sebaliknya, barang siapa tidak
ridha, Allah Azza wa Jalla pun tidak akan memberinya kelapangan dan keberkahan.
Sehingga dapat dikatakan orang yang ridha adalah orang yang menganggap
nikmat-nikmat Allah, yaitu berupa sesuatu yang dibencinya lebih banyak dan
lebih besar daripada sesuatu yang dicintainya.
Aku
berbaik sangka dengan kebaikan ampunan-Mu
Yaa
Rabb yang Maha Indah
Engkau
adalah penguasa urusanku
Aku
menjaga rahasiaku dari seluruh kerabat dan keluarga
Engkau
adalah gudang rahasiaku
Yakin
dengan rahasia yang berada di sisi-Mu
Jangan
Engkau tidak menyia-nyiakanku ketika hari pengumpulanku
Hari
ketika diangkatnya penutup-penutup dari hijab-hijab ghaib
Janganlah
Engkau bukakan penutupku kepada manusia
Ajarkanlah
hujjahku kepada diriku
Jikalau
Aku—yaa Rabb—tidak memiliki hujjah dan udzur
Maraji : - La Tahzan
for Trouble Solutions (Mahmud Al Mishri)
- “ila ahlil masa’ib wal ahzan”, khutbah Syaikh Dr. Abdul Muhsin
Al-Qasim
Mentimun: Dulu dan Kini!
- - Majalah AlFirdaus
Bismillaahirrahmaanirrahiim
Wajah
adalah salah satu bagian terpenting bagi seorang wanita. Apatah lagi bagi seorang muslimah, sudah
seharusnyalah mereka merawat sesuatu yang telah diamanahkan Allah subhanahu wa
Ta’ala padanya. Yaa dalam hal ini termaksud dalam merawat kulit wajahnya.
Sebagian
besar kaum hawa, wanita, perempuan, cewek, akhwat muslimah atau apapun namanya
masih biasa menggunakan masker wajah, dan tidak sedikit dari kalangan kita
karena ingin penampilannya lebih menarik terkadang mengorek nilai rupiah yang
tidak sedikit dari dompetnya, dan sudah jadi rahasia umum juga bagi kalangan
perempuan, bisa menjadi masalah besar buatnya kalau sudah berbicara tentang
kulit wajah. Berikut AF akan menyajikan bagaimana caranya membuat masker alami,
tanpa biaya mahal ^^
Yuup,
mentimun
siapa sih yang tidak kenal dengan sayuran yang satu ini? Atau mungkin
kalau masyarakat Makassar lebih dikenal dengan bontek. Selain mudah
didapatkan,
harganya pun cukup terjangkau. Kalau dulu di jaman nenek moyang kita,
mentimun
hanya dikenal sebagai sayuran, yaa walaupun hingga kini juga masih
sering
digunakan sebagai sayuran, sebagai pelengkap makanan seperti pecel
mungkin ataupun sebagai hiasan nasi goreng, tapi sekarang seiring
berkembangnya ilmu
pengetahuan, mentimun tidak hanya digunakan sebagai pelengkap pencernaan
kita, kini mentimun juga sudah bisa digunakan untuk menghilangkan noda
membandel di wajah alias jerawat. Nagh loh, bagaimana caranya?
Seperti yang dikutip dari vemale.com, kita dapat
menghilangkan jerawat menggunakan buah mentimun. Ada beberapa cara yang bisa
Anda gunakan, di antaranya:
- Masker Mentimun. Caranya haluskan mentimun dengan blender kemudian oleskan pada permukaan wajah. Diamkan kurang lebih selama 30 menit, kemudian bersihkan dengan handuk yang sudah dicelupkan dengan air hangat. Bersihkan sisa masker yang masih menempel dengan air hangat. Untuk hasil yang lebih maksimal, Anda dapat menambahkan bahan lain seperti secangkir havermut dan yogurt.
- Jus Mentimun. Anda dapat menggunakan jus ketimun sebagai zat alami untuk menghilangkan minyak. Oleh karena itu mentimun dapat menjadi solusi jika Anda memiliki jerawat ataupun bintik merah akibat peradangan.
Nagh
itulah tips cara menghilangkan, memperhalus kulit tanpa harus ke salon, tidak
ribet, dan bisa kita sendiri yang kerjakan, tanpa membuang-buang waktu pula.
Tapi
ingalah bahwa agama kita, tidak menentukan konsep yang pasti mengenai kriteria
“Wanita Cantik” dan juga tidak ada standar yang pasti bagaimana penampilan
cantik itu. Memang penting bagi seorang muslimah
berpenampilan cantik di luar, tapi yang paling penting lagi adalah penampilan
cantik di dalamnya, karena semua itu akan terpancar insyaa allah. Dan ingat
jangan sampai tips penampilan cantik ini dijadikan ajang tabarruj yaa ^^ (UK)
Popular Posts
-
Bismillaahirrahmaanirrahiim *sebuah oleh-oleh dari Pengajian Umum 'Rahasia Dzulhijjah dan Qurban', 1 Dzulhijjah 1434 H / 6 Ok...
Category List
AlFirdaus on Date
(7)
Artikel Islami
(11)
Artikel Tsaqofah
(3)
Cerita Kamu
(3)
Event
(2)
Nasihat Untuk Hati
(9)
Poster Islami
(2)
Ucapan Selamat
(2)
Followers
Subscribe via Email
Cara Kirim Tulisan
Redaksi menerima tulisan dari pembaca. Yang tulisannya dimuat, Insya Allah akan mendapat imbalan. Tulisan yang masuk akan menjadi milik redaksi dan tidak dikembalikan. Jangan lupa sertakan biodata singkat di akhir tulisan. Berminat? Silakan kirimkan tulisan via email ke redaksialfirdaus@yahoo.com