Shohib AF, kamu mungkin sudah sering mendengar istilah majelis. Istilah ini biasanya diidentikkan dengan acara-acara keagamaan dimana orang-orang berkumpul untuk duduk bersama. Ada yang membentuk bulatan ada pula yang berbaris atau bershaf. Tapi, apapun bentuknya, majelis ilmu selalu memiliki banyak keutamaan. Namun di balik itu, jangan lupa juga dengan beberapa adab yang sudah sepatutnya kamu patuhi biar keutamaannya bisa kamu raih! Nah, berikut ini AF akan membagi ilmu tentang adab nermajelis. Buat kamu yang belum tahu, semoga dengan bahasan ini kamu bisa jadi lebih tahu dan mengamalkannya. Trus buat yang sudah tahu, tidak ada salahnya kamu memuraja’ah ilmu kamu, sekaligus sebagai sebuah pengingat bahwa adab bermajelis ini bukanlah perkara sepele yang bisa seenaknya ditinggalkan!
1. Memperbanyak dzikir kepada Allah
“Tidaklah dari suatu kaum yang berdiri dari suatu majelis tapi majelisnya tidak ada zikirnya kecuali mereka yang bangkit adalah bangkai-bangkai keledai, bagi mereka adalah kerugian.”
Jangan sampai majelis yang kamu hadiri hanyalah menjadi momen untuk saling melepas rindu, apalagi hanya diisi dengan obrolan yang kesana-kemari. Maka hendaknya majelis diisi dengan banyak dzikir kepada Allah. Di antara dzikir yang penting yakni memperbanyak shalawat. Dari Abu Hurairah Radhiyallahu ‘anhu, Nabi Shallallahu ’alaihi wa sallam mengatakan,
“Tidaklah duduk suatu kaum dalam majelis lalu di dalamnya mereka tidak mengingat Allah dan tidak bershalawat kepada nabi mereka kecuali bagi mereka kerugian. Kalau Allah menginginkan Allah siksa mereka dan kalau Allah menginginkan Allah mengampuni dosa-dosa mereka.”
Tapi, dzikir yang dimaksud di sini bukannya dzikir secara berjama’ah, lho! Majelis dzikir yang dimaksud dalam banyak hadits adalah majelis ilmu.
2. Berpenampilan yang sebaik-baiknya
Nah, shohib AF, hendaknya bukan hanya saat ingin ke sekolah atau ke kampus saja akamu berpenampilan yang sebaik-baiknya, tapi juga saat akan menghadiri majelis ilmu yang mulia.
Dalam hadits Jibril alaihis salam (hadits ke 2 dalam hadits Arbain Annawawiyah) ketika beliau datang mengunjungi para sahabat untuk menjelaskan persoalan bagaimana cara bermajelis yang baik. Di antaranya penampilan Jibril yang patut untuk menjadi perhatian kita adalah apa yang disifatkan oleh Umar bin Khattab, beliau mengatakan, “Berpenampilan yang terbaik, pakaian yang sangat putih, rambut yang sangat hitam………”
3. Mengucapka salam
Dari Abu Hurairah Radhiyallahu ‘anhu bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
“ Jika salah seorang diantara kalian masuk majelis maka ucapkanlah salam, dan apabila mau duduk maka dipersilahkan, dan jika ia berdiri ingin pulang maka hendaklah ia memberi salam yang kedua.”
4. Dimakruhkannya membangunkan atau menyuruh berdiri seseorang dari majelis tempat duduknya kemudian ia duduk di tempat temannya tersebut. Kecuali jika diberikan kesempatan sebelumnya. Tidak pula memisahkan antara dua orang yng telah duduk kecuali meminta izin kepada keduanya.
5. Berlapang-lapang dalam majelis
6. Anjuran untuk berkumpul di dalam sebuah majelis dan tidak berpencar pada saat bermajelis.
7. Duduk di tempat pemberhentian majelis atau akhir dari majelis.
Dari Abu Dawud berkata:
” Kami para sahabat jika kamu mendatangi Rasulullah, salah seorang diantara kami duduk ditempat perhentiannya.”
8. Menjauhkan diri dari duduk yang dilarang
Duduk yang paling bagus adalah duduk iftirasy atau seperti duduknya Jibril alaihis salam di hadapan Rasulullah ketika datang untuk menjelaskan konsep keimanan kepada para sahabat.
Duduk yang dilarang oleh Rasulullah pada saat bermajelis adalah ada dua, yaitu:
- Duduk di mana seseorang meletakkan tangan kirinya ke belakang lalu ia bersandar pada tangan kirinya tersebut atau bertopang dengannya.
Hadits Rasulullah dari Sunan Abu Daud dari Syahid bin Fulaid, beliau berkata ”Rasulullah melewati aku dan pada waktu itu aku duduk di sini, saya meletakkan tangan kiriku di belakang punggungku dan saya bertopang dengannya. Kemudian Rasulullah Shallallahu ’alaihi wasallam bersabda: ”Apakah kamu mau duduk dengan duduknya orangyang Allah murkai?”
Syaikh Utsaimin mengatakan: Hadits ini menunjukkan bahwa jika kita menggunakan tangan kanan maka itu tidak mengapa atau kedua-duanya jika kita memiliki hajat namun tidak untuk dilakukan terus-menerus.
- Duduk di tempat yang sebagian badannya terkena matahari dan sebagian lainnya terlindungi.
Sunan Abu Daud dari Abu Hurairah Radhiyallahu ’anhu, Abul Qasim Shallallahu ’alaihi wasallam bersabda: Jika salah seorang diantara kamu berada di matahari dan sebagian lainnya dinaungi, maka ia harus bangkit darinya.
9. Menutup majelis dengan doa kafaratul majelis.
Menutup majelis dengan membaca Subhanakallahumma wabihamdika Asyahadu anla ilaha ilallah wa astagfiruka wa atubu ilaik. Doa ini merupakan khatam dan penghapus dosa dalam majelis.
This entry was posted in
Artikel Islami
Thank you for reading !! Barakallahu fiik .
2 comments:
Assalamu 'alaikum akhawaat..
Berbicara tentang majelis, rindu.. bermajelis kembali bersama-sama akhwat fillah..
Paser, kaltim
Wa'alaykumsalam warahmatullahi wabarakatuh..
Semoga dapat segera tertuntaskan rindunya. Syukran.
Post a Comment
Silakan berkomentar!